Siapakah yang menghidupkan yang mati?
Siapakah yang mematikan yang hidup?
Siapakah yang memberi rezeki?
Siapakah yang memberikan kesempatan hidup?
Dan siapakan yang menjamin keberlangsungan hidup?
Allah... Allah.. Allah...
Hidup, maut, jodoh, rezeki semua memang rahasiaNya. Menjadi misteri yang kita tidak pernah tahu kapan dan bagaimana ia datang menjemput? Kita hanya bisa berusaha dan berdoa sebaik mungkin, perihal hasil biarkan Sang Sutradara yang akan mengaturnya. Karena Dia adalah sebaik-baik pengatur kehidupan makhluknya.
22 Desember 2018 kemarin, kita semua tahu bahwa musibah tsunami yang berasal dari titik Selat Sunda, yang kemudian menyeret segala yang ada dari bibir pantai, pesisir Banten barat dan sekitar Lampung Selatan. Tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya, hanya erupsi yang berasal dari gunung anak Krakatau, menurut data dari BMKG.
Hati saya masih melengos. Jiwa seakan bergemuruh. Karena di waktu yang sama, (keinginan) hati saat itu adalah ikut berlibur dan piknik bersama sebuah komunitas market place yang cukup terkenal di Indonesia pada 22-23 Desember 2018.
Beberapa minggu sebelum kejadian tersebut, komunitas tersebut memang sudah membuat rencana untuk berlibur dan memfasilitasi "para seller" yang telah aktif berjualan di situs tersebut. Dan itu adalah syarat utama agar bisa ikut berlibur ke Pantai Carita kemarin.
Saya sempat sedih dan kecewa. Ah, betapa bahagianya mereka yang bisa berlibur.
Sedangkan saya? Entah kenapa saya merasa takut untuk izin kepada orang tua saat itu.
Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali atas seizin Allah.
Saya sempat merasa, kenapa harus saya? Kenapa tidak yang lain saja? Karena waktu itu, yang terlintas adalah hanya kesenangan, kepuasaan dan kebahagiaan yang semu.
Dengan perasaan sedih bercampur kecewa, saya hanya memandang foto-foto yang mereka bagikan di grup whatss app saat itu. Saya mengeluh dalam hati. Ada rasa iri yang timbul merasuk tanpa permisi.
Untuk membebaskan hati dan pikiran, akhirnya saya berusaha menyibukkan diri. Agar tidak kecewa lantaran tidak bisa ikut berpiknik ria bersama rekan-rekan seller lainnya.
Ya Allah, tapi siapa sangka? Tsunami datang di waktu yang bersamaan dengan waktu liburan teman-teman saya saat itu. Ada sekitar 150an yang ikut. Mulai dari ibu hamil, manula hingga anak-anak dan bayi menjadi korbannya.
Astagfirullahal adzim.
Subhanallah.
Alhamdulillah.
Allahu Akbar.
Kalimat demi kalimat berdetak dalam hati.
Saat dimana rasa kecewa itu seketika berganti menjadi perasaan syukur juga haru menjadi satu. Allahu Akbar, bukankah itu yang sejak beberapa waktu lalu membuat saya gelisah lantaran tak bisa ikut serta? Seketika, saya justru merasa bersyukur karena Allah berikan jalan agar saya tidak terlibat di dalamnya.
Mendengar kabar duka tersebut, sontak saja saya langsung mencari tahu kabar teman-teman di sana. Rupanya, mereka justru sedang berusaha bertahan hidup dengan pakaian yang basah kuyup disertai angin dan hujan yang sempurna menambah kedinginan saat itu.
Berada di atas bukit, sejak jam 9 malam hingga jam 7 pagi. Beralaskan atap daun pisang serta tikar anyaman untuk berteduh dari rintiknya hujan. Tanpa makanan, juga minuman. Tentu bukanlah sebuah keinginan mereka. Namun bagaimana lagi? Semua itu harus dilakukan agar mereka tetap aman dan selamat.
Kita merasakan langsung bencana tsunami itu. Di saat itu, kita merasa bahwa kita sangatlah kecil, harta benda tidaklah berarti. Kita sudah pasrah. Nyawa kita sepenuhnya di tangan Tuhan.
Kami harap-harap cemas. Berharap tidak ada lagi hal buruk yang datang atau menimpa saudara/i kami di sana. Alhamdulillah, kini mereka sudah kembali ke rumah masing-masing dengan selamat. Meski meninggalkan beberapa trauma psikis bagi sebagian di antara mereka.
Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
Semoga saudara/i kita yang berada di sana diberikan ketabahan dan kesabaran.
Semoga pertolongan dan bantuan berupa logistik atau materi segera datang menyambut untuk memulihkan kehidupan saudara/i kita di sana.
Ya Allah, Dzat yang Maha menerima ampunan dan taubat.
Maafkanlah kami yang sering melanggar dan tak patuh pada perintahmu.
Ampuni kami Ya Rabb.
Ighfir lana Ya Rabbana....
Note: Untuk rekan-rekan yang ingin bantu menyalurkan bantuan bisa ditujukan ke no rek BCA ac. 7650823901 an. Fitria Agustina. Bantuan dana ini akan selanjutnya kami sumbangkan via ACT Aksi Cepat Tanggap act.id
Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
Semoga saudara/i kita yang berada di sana diberikan ketabahan dan kesabaran.
Semoga pertolongan dan bantuan berupa logistik atau materi segera datang menyambut untuk memulihkan kehidupan saudara/i kita di sana.
Ya Allah, Dzat yang Maha menerima ampunan dan taubat.
Maafkanlah kami yang sering melanggar dan tak patuh pada perintahmu.
Ampuni kami Ya Rabb.
Ighfir lana Ya Rabbana....
Note: Untuk rekan-rekan yang ingin bantu menyalurkan bantuan bisa ditujukan ke no rek BCA ac. 7650823901 an. Fitria Agustina. Bantuan dana ini akan selanjutnya kami sumbangkan via ACT Aksi Cepat Tanggap act.id
0 comments