Sebagai bangsa dari negara
agraris, seharusnya kita bersyukur karena diberikan keanekaragaman hayati yang melimpah
ruah oleh Allah. Kebanggaan kita sebagai bangsa, seharusnya diiringi dengan
sikap menjaga dan ikut melestarikan apa yang Tuhan limpahkan. Bukannya merusak,
atau pun mencemarinya.
Lihat saja sawah-sawah yang
terbentang luas, tanaman yang tumbuh subur, sungai-sungai yang mengalir, serta
keanekaragaman penghijauan lainnya yang amboi memanjakan mata setiap memandangnya.
Sewayahnya, kita bersyukur karena hidup di negara agraris seperti Indonesia.
Bersama dengan hal itu, Green
Festival tentu menjadi suatu acara yang mendukung peranan milenial untuk lebih
awas, terbuka, juga peduli terhadap lingkungannya. Juga sebagai bentuk untuk
mendukung kehidupan milenial yang lebih ramah akan lingkungan.
Green Fest sendiri telah
berlangsung pada Kamis, 31 Januari 2019. Yang dimulai pada pukul 09.20 WIB di Jakarta
Convention Center (Cendrawasih Room).
Pembukaan Green Festival dipimpin
oleh MC Bunga Harum Dani dan Hanry Setiawan pada pukul 09.44 WIB. Untuk memulai
acara yang terbilang cukup formal ini, maka menyanyikan lagu Indonesia Raya pun
dilakukan. Tentunya diiringi oleh briliant voice.
Oya, sejak tadi disebut Green
Festival, mungkin ada sebagian dari kamu yang belum tahu itu acara apa?
Green festival merupakan program
BUMN dalam bidang agribisnis. Dimana acara ini dibawahi oleh 2 perusahaan
besar, yaitu PT BRI (Persero) Tbk dan PT PIHC (Persero).
Tentunya, karena ini merupakan
acara milik BUMN, tak heran bila ada banyak jajaran komisaris BUMN yang hadir.
Selain itu, ada banyak rekan-rekan media dan milenial yang turut menghadiri, di
antaranya ada author. (Hehehe, kebetulan sih ini mah)
Green Festival ini merupakan
bagian dari urban farming exhibition yang juga menggelar workshop. Ada inspiring talkshow with green living
speekers, BUMN, Spirit of milenials. Bahkan mengundang pula bintang tamu seperti
Marion Jola.
Tak hanya itu, Green Festival
2019 ini juga diramaikan dengan 10 booth agritech startup & 30 green UMKM.
Maka sesuai dengan namanya “Green Festival”, acara ini juga diwarnai dengan
kegiatan penghijauan. Seperti penanaman serentak vertical garden, easy
gardening, hidrponic, juga edukasi seputar 3R.
Eits, bahkan ngga ketinggalan,
ada juga souvenir-souvenir menarik lho! Yang dibagikan oleh mas dan mba MC saat
acara Green Fest berlangsung. Seperti hadiah Smart Phone salah satunya!
Inspiring Talkshow diisi oleh Rini
Soemarno (Menteri BUMN), Suprajarto (DIRUT Bank BRI), Priyastomo (Direktur Bank
BRI), Handayani (Direktur Bank BRI), Indra Utoyo (Direktur Bank BRI), Achmad
Tossin Sutawikara (Direktur Pupuk Indonesia), dan Moeldoko (Ketua Umum HKTI),
Adapun sambutan pertama datang dari
Ibu Handayani (Direktur Bank BRI). Ia mengatakan bahwa menarik minat agro
industry kepada kaum milenial bisa dengan pola bertani yang berbeda. Sebab itu,
beliau mengajak generasi milenial untuk menerapkan hidup go green!
Untuk talk show pertama bertema “Green Movement”
Acara ini dipimpin oleh tuan
moderator, Jonathan Christian. Yang diisi oleh pimpinan BUMN, Helianti Hilman
(Founder Javara), Diah Meidiantie (Kabid Pertanian Prov. DKI Jakarta), Abyatar
(Founder of Adena Coffee Indonesia), Ferdinandus (Sekolah Seniman Pangan
Flores).
Nah, kalau Ibu Heliati Hilman
sendiri merupakan Founder Javara, Gengs! Baginya, mengembalikan pakan yang telah
Tuhan berikan adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan untuk menerapkan pola
hidup ramah lingkungan. Nah, salah satu cara kita sebgai bangsa untu mewariskan
tanaman agar tetap hidup maka bawakan ke pasar. Dengan itu, orang-orang akan
tahu tentang keanekaragaman hayati yang ada di pelosok bumi ini.
Untuk JAVARA sendiri, telah
beroperasi pada tahun 2009, lalu tahun 2010 ia mulai bermitra dengan
orang-orang yang sudah tua. Ia juga bertekad untuk merubah dari komoditas ke
pertanian yang bernilai tambah. Selidik demi selidik, JAVARA ini artinya
CHAMPION (juara). Salah satu kesuksesan produk JAVARA adalah ia sudah masuk ke
23 negara (5 benua). Fantastis!
Pembicara selanjutnya ada Abyatar
(Founder of Adena Coffee Indonesia). Lelaki berumur 27 tahun ini merupakan lulusan S1 UGM Sosiologi dan S2
Belanda. Kehidupannya dalam bidang agro bisnis bermula dari titik balik saat
skripsi. Sebab, ia mengambil penelitian tentang kopi gayo. Lalu dibuatlah bisnis
tentang produk kopi dari kampung kenawat tersebut.
Nah, guys! Buat kamu coffee lovers,
boleh jadi kopi yang kamu minum itu, merupakan salah satu produk dari Mas Aby
ini. Wah, mantap gak tuh?
Setelah Mas Aby, ada Kak
Ferdinandus yang merupakan salah seorang senimah pangan dari Sekolah Seniman
Pangan Flores. Ia mengenyam pendidikan S1 dalam negeri lalu S2 Ke amerika. Baginya,
ritual menggunakan aneka pangan adalah sebagai identitas budaya. Nah, saat Kak Ferdinandus
kembali ke desa ia memang berniat untuk membangun kampung halamannya.
Ada juga pembicara dari komisaris
BUMN yang berbicara seputar agro. BUMN sendiri memiliki cara untuk berupaya membuat
lahan menjadi lebih bagus, menciptakan para petani dengan kelompok menghasilkan
pertanian dan pendapatan yang bagus, konsep perhutanan sosial, pembentukan RKB
(Rumah Kreatif BUMN) untuk membuat
kerajinanan pertanian, serta pendampingan berbagai hal.
Terakhir, ada Ibu Diah Meidiantie
(Kabid Pertanian Prov. DKI Jakarta). Katanya, tidak melulu bertani itu harus
ada lahan. Yang penting ada ruang sekecil apapun bisa mengembangkan tanaman. Yang
asyiknya nih Guys, Bagi warga DKI bisa mendapat 2 bibit tanaman dari Pertanian
Prov. DKI Jakarta dengan menunjukkan identisasnya atau KTP DKI Jakarta kepada pemprov.
Seniman pangan, menurut ibu
Heliati yaitu mereka yang menanam dengan hati. Oya, dalam kelas seniman pangan dilatih juga untuk membuat/memahami
rasa pada pengecapan lidah.
Oya, yang bikin ramainya lagi, acara Green Festival ini dihadiri oleh Presiden RI, bapak Jokowi. Beliau hadir untuk memberikan edukasi sekaligus motivasi dalam bidang pertanian untuk generasi muda. Bahkan, ada beberapa orang yang ditunjuk maju ke depan untuk terbuka menyampaikan ide, juga sarannya untuk kemajuan negara, terutama sektor pertanian.
Meski demikian, era dewasa ini juga
memiliki tantangan tersendiri bagi generasi milenial dalam bidang pertanian.
Mengapa? Karena kebanyakan dari kita lebih banyak yang mencari kerja ke luar
kota/kota besar, selain itu banyak juga yang berlomba-lomba untuk mengikuti CPNS
dan sedikit sekali yang kembali ke kampung halaman untuk memberdayakan kampung
dan masyarakat lingkungannya. Untuk itulah, kita harus punya motivasi yang kuat
dalam menjaga sektor pertanian kita.
Eits, jangan anggap remeh
petani-petani lho! Contohnya saja pendapatan Mas Aby selaku petani muda. Ia
bahkan bisa meraup keuntungan 11-12 Milyar/tahun dari bisnisnya menjual kopi
gayo. Sedangkan Ka Ferdinandus menjual produknya yang beraneka ragam, ia merasa
keuntungan paling hakiki adalah saat ia bisa memberdayakan masyarakat di
lingkungannya, Flores.
Kalau Mas Aby dan Kak Ferdinandus
aja bisa berpenghasilan dengan usaha pertanian mereka, kamu juga bisa lho untuk
mengikuti jejak mereka!
Kenapa sih, bisnis pertanian itu
termasuk sektor yang menjanjikan? Karena seperti yang kamu ketahui sendiri
bahwa penduduk Indonesia itu banyak ya. Maka otomatis semakin banyak penduduk,
semakin banyak juga kebutuhan makanan untuk dikonsumsi. Untuk itu, bidang agrobisnis
sangat berpotensi/berpeluang besar. Tentunya, ini juga selalu berkelanjutan.
Yang menjadi pertanyaannya adalah
bagaimana milenials harus terjun di dunia agrobisnis?
Agrobisnis adalah hal paling
dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Agrobisnis juga kebutuhan utama, maka
di tangan generasi mileniallah akan lahir sentuhan-sentuhan untuk agrobisnis. Seperti
agro tourism, agro wisata yang secara langsung juga akan mengembangkan
kreativitas.
Selain diisi oleh para pakarnya,
ada juga artis papan atas yang ikut meramaikan. Seperti Eva Celia (Artis
Milennials Figure), Irfan Hakim (Presenter Public Figure). Selain itu, ada juga
edukasi dari Sigit Kusumawijaya (CO Founder Indonesia Berkebun Urban Farming
Expert), Albert Arron Pramono (CEO Arumdalu Lab), Andro Tunggul Namureta (Owner
Fruitable Farm), Dasep (Ketua EPITLU).
Intinya adalah, agro adalah
bagian yang paling dekat dengan kita. Karena sejauh apapun mata memandang, kita
akan selalu dekat dengan alam. Sayang sekali bila kita tak bisa menjaganya,
karena justru disanalah peluang besar terbuka lebar bagi anak milenials!
Siapa tahu, kamulah orang yang
akan menjadi petani muda dan sukses selanjutnya!
0 comments