Dakwah, Seni Memikat Hati yang Sering Kali Lupa Disadari!


Assalamu’alaikum teman-teman!
Kali ini kita akan lanjutkan episode ke-2 tentang Hijrah Kok Baper? 
(Episode ke-2? Cailaa udah kaya sinetron aja ye, hehehe)
Melanjutkan dari resume sebelumnya, masih di tempat, narasumber dan materi yang sama, mimin akan kupas tuntas seputar hijrah dan dakwah.
Yuk, cekidot!
Sambil menyelam minum air. Rasanya menyenangkan sekali jika hijrah mengetahui rahasia agar bisa mencintai dan dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Nah, gimana sih caranya agar kita mencintai/dicintai Allah?
Pertama, pastikan kita menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Awas, bukan dibalik! Menjauhi perintahNya dan menjalankan laranganNya. Haduuh.. bukannya dicintai oleh Allah, itu sih cari murka ya namanya. Hiks.
Kedua, ketika kita dalam kondisi sulit pastikan minta pertolongannya ke Allah, jangan ke manusia. Allah, Allah dan Allah. Jangan sampai keliru, dikasih kesulitan larinya langsung ke manusia yang jelasnya sama-sama hambanya Allah SWT. Dan lagi, jangan fokus ke cari solusi. Temui dulu Allah, shalat dan mohon kepadaNya. Selepas itu, biar Allah nanti yang kasih petunjuk dan solusi apa yang terbaik untuk kita ambil.
Ketiga, apapun yang kamu miliki jadikan itu sebagai sarana dakwah. Contoh, kamu bergelimangan harta. Nah, jadikan harta itu sebagai salah satu cara kamu untuk berdakwah. Bisa dengan kamu sedekah atau menolong agama Allah dengan bejihad melalui harta tersebut. Bisa juga juga berdakwah dengan tenaga, ilmu, ide atau lainnya. Ngga usah jauh-jauh deh, misalkan kamu terampil desain, nah kamu buat aja desain atau poster yang membahas seputar dakwah atau menulis quote dakwah. Segampang itu, lho! Makanya karena mudah, yuk kamu ambil peran kamu untuk ikut berdakwah dan menebar manfaat untuk sesama!
Oya, waktu sesi tanya jawab ada pertanyaan tentang, “Bagaimana memposisikan diri dengan teman-teman yang mereka merupakan wanita simpanan?
Jika ada kasus di atas, maka kamu tidak bisa langsung menceremahi apalagi menghujat mereka. Ambil cara yang lembut dan sentuh hatinya. Seperti buat mereka nyaman dulu dengan kamu, kemudian ajak ngobrol baru deh muat nasihat dan ceritakan tentang kisah-kisah islami. Bisa tentang keluarga Nabi SAW, sahabatnya dan tokoh-tokoh alim lainnya. Pelan-pelan aja dakwahinnya. Karena dakwah itu bagaikan tembok yang dihantam oleh palu. Satu dua kali palu menghantam tembok mungkin tidak hancur, tapi jika berkali-kali dihantam, bukankah akan hancur?
Seperti itulah hati manusia. Mungkin satu dua nasihat tidak langsung membuatnya luluh. Namun jika berkali-kali diberikan nasihat, InsyaAllah hatinya akan luluh dan menerima nasihat itu juga, kan? 
Ibarat sesorang ingin meminta maaf kepada orang lain, mungkin maaf pertama boleh jadi tidak diterima dengan hangat. Namun jika terus meminta maaf bahkan diselipkan beberapa hadiah dan pemberian, bisa jadi hati orang tersebut akan luluh dan akan memberikan maaf dengan penuh kehangatan. Ya, namanya juga hati manusia, kalau mau dapatin hatinya ya sentuhlah hatinya juga. 
Ada juga pertanyaan, “Bagaimana cara agar kita ketika bergabung atau menemui teman-teman yang di jalanan (seperti anak punk, pengamen atau preman misalnya) dan mengajak mereka hijrah tanpa menyakiti hati mereka?” serta “Bagaimana tipsnya agar diri kita bisa diterima di lingkungan mereka?
Maka tipsnya adalah disiasati dulu, duduk santai dulu, nyambung dulu, kemudian samain frekuensi. Nah, kalau udah saling percaya nanti dia akan mudah untuk bercerita. Misalkan cerita bagaimana mereka akhirnya memilih untuk jadi anak punk, anak motor, dsb. 
Intinya, jangan memulai kalau gak ditanya. Setelah dirasa sudah nyambung dan diterima mereka baru deh tambahkan selipan-selipan dakwah. Dan yang paling penting, jangan katakan siapa dan kita apa. Jangan katakan aku ini.. aku ini.. dan sebagainya.
Nanti ketika nasihat sudah disampaikan, tentang penerimaan atau penolakan biarlah menjadi urusan Allah. Toh, Allah SWT lah yang punya hati mereka. Yang membolak balikkan hati kan Allah, toh? Bukan kita! Udah, tugas kita adalah menyampaikan kebenaran saja.  
Dakwah bukanlah mengenalkan seni diri kita kepada orang lain. Maka jangan beranggapan, artinya ketika kita berdakwah, kita menunjukkan kepada orang lain bahwa diri kita lebih suci, lebih alim dan lebih benar ketimbang mereka. No! Kesalahan besar kalau itu ada dipikiran kita karena dakwah bukan seperti itu!
Makanya, salah satu teknis agar dakwah bisa diterima dengan mudah adalah diri kita harus berusaha untuk punya kesenangan dan hobi yang banyak, coba kita gali pengetahuan kita tentang itu.
Dan lagi, Jangan datang dengan koko dan gamis kepada orang-orang yang belum berhijrah dan punya masa lalu kelam. Cukuplah datang dengan pakaian yang bersih dan rapih. Datanglah dengan wajah sumringah. Sehingga bisa menghilangkan sekat antara mereka dengan kita. Ingat, kita juga harus tahu apa yang mereka butuhkan. Biar kita dapat hati mereka dulu. Intinya, banyak cara ketika kita menyampaikannya dengan hati. Rendahkan frekuensi. Disetting dan disesuaikan.

Dakwah itu adalah seni memikat hati. 

Bukan cuma hati doi aja yang perlu kita dapatkan, tapi juga hati orang-orang di sekitar kita. Bila perlu, datanglah ke tempat-tempat yang belum pernah kita temui untuk menyebarkan kebaikan dan nasehat. Jangan hanya ke majlis taklim, ke tempat kongkow bareng teman-teman yang itu-itu aja orangnya. 
Coba deh datang ke jalanan atau ke tempat-tempat yang jadi basecamp orang lain. Dan lagi, sembunyikan dulu kepribadian kita yang sebenarnya. Berusahalah untuk menjadi seperti mereka. Biar frekuensinya dapet. Dan agar tahu juga bagaimana cara memberi nasehat yang sesuai?
Ah, sejatinya. Dakwah adalah menebar kebaikan dan mengajak orang lain untuk kembali pada jalannya. Namun hakikat dakwah itu sendiri adalah becermin. Artinya tidak lain dan tidak bukan adalah kita sedang menasihati diri sendiri. Karena yang pantas untuk pertama kali dibenarkan adalah diri kita.
Malu sama Allah, kalau kita terampil nasihatin orang. Tapi diri sendiri tidak mengamalkan ilmu yang dimiliki. Ingat, jangan kau sibuk merapikan orang lain, tapi sibuklah merapikan diri sendiri. Benerin hati sendiri. Karena dakwah adalah untuk diri sendiri.
Alhamdulillah, selesai sudah resume tentang “Hijrah Kok Baper”. Nantikan resume-resume lainnya ya.
Stay tune di blog Famotiva.
Salam sayang dari sahabatmu,

Author of Famotiva

0 comments

Promo Gajian Januari 2019