Selamat Hari Santri, Tapi Coba Resapi Ini


Assalamu'alaikum teman-teman...

Apa kalian salah satu yang memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang bertepatan dengan hari ini, 22 Oktober 2019?

Tentunya kalian pasti merasa bangga karena pernah menjadi santri. Entah sekarang, tahun lalu atau beberapa puluh tahun lalu menjadi santrinya.

Kendati demikian, kalian tahu ngga sih kenapa HSN diperingati setiap tanggal 22 Oktober?

Sejak 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta, pada masa pemerintahan Pak Presiden Joko Widodo beliau menetapkan setiap tanggal tersebut adalah Hari Santri Nasional. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan tentang pentingnya semangat jihad para alim ulama untuk kehidupan santri. 

Bukan hanya itu alasannya, tanggal ini juga dipilih lantaran di tanggal  22 Oktober 1945 ada sejarah penting yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH Hasjim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Dalam perkataannya disampaikan bahwa  dianjurkan bagi umat Islam untuk berperang (jihad) serta berani melawan tentara sekutu jika mereka kembali menjajah negara tercinta ini,  Republik Indonesia. Adapun sekutu tersebut tak lain dan tak bukan adalah tentara Inggris dan pasukan Belanda.

Btw, author bukan mau membahas sejarah secara keseluruhannya. Lebih tepatnya ingin kita bersama resapi apa sih makna Hari Santri ini?

Bicara tentang santri, sebenarnya apa sih sosok santri di mata teman-teman?

Pasti mereka yang tinggal di pondok, rajin mengaji kitab, tidur berhimpit-himpitan atau sekelompok orang yang berjuang antri untuk mendapatkan giliran untuk makan atau mandi? Hehehe.

Orang tua yang anaknya pernah nyantri biasanya akan bangga mengingat menjadi santri tidaklah mudah. Harus ditempa penuh dengan kerelaan, air mata juga keikhlasan. Begitupun anaknya, harus siap mandiri dan terpisah dari keluarga di rumah, siap dengan segudang tanggung jawab juga berbagai tugas yang seakan tiada henti.

Namun, santri mungkin identik dengan hafalan Al qur'annya, pintar membaca kitab kuningnya atau bahkan rajin sholatnya.

Nyatanya menjadi santri tidak cukup sampai disitu. Menjadi santri itu tidak gampang, karena santri sejati tahu betul amanah dan tanggung jawab besar digenggamnya.

Dia harus bisa meneladani akhlak Rasulullah, sahabat, para ulama, kyai, nyai, juga asatidz/ah.
Dia harus bisa mempraktekkan ilmu yang pernah di pelajarinya semasa di pesantren.
Dia harus siap untuk terjun di masyarakat menjadi calon kader-kader ulama nantinya.
Dia harus siap untuk berjihad membela agamanya Allah.
Dia harus mampu untuk mengamalkan Al-qur'an dan As sunnah dalam kehidupannya sehari-hari.
Dia harus menyerukan kebajikan dan berani melawan kemungkaran.
Ah, bahkan masih banyak lagi amanah besar lainnya.


Ngga mudah toh menjadi santri. Santri itu bukan label. Bukan suatu kebanggaan. Tapi santri itu amanah besar. Tanggung jawab dan sebuah kepercayaan yang menjadi satu.

Jadi, jangan bangga menjadi santri..
Coba tengok diri, sudahkah mengamalkan ilmu yang didapat dari Kyai lalu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari?
Dan sudahkah akhlak islami tercermin dari dalam diri?

Republik Indonesia, 22 Oktober 2019


Referensi: Hari Santri Nasional (https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Santri_Nasional)

0 comments

Promo Gajian Januari 2019