Hakikat
manusia sebagai ciptaan Allah, membuat jiwa kita tak luput untuk bergantung
segala sesuatu kepada Sang Pencipta. Sedangkan hakikat sebagai makhluk sosial,
membuat kita membenarkan bahwa hidup ini pastilah membutuhkan adanya orang lain
sebab kita tak mampu hidup seorang diri. Lepas dari siapa yang membutuhkan dan siapa
yang dibutuhkan tak bisa dipungkiri semua itu pasti terjadi dalam hidup setiap
insan.
Rasa
kasih dan sayang yang telah Allah titipkan dalam hati menjadikan seorang hamba
untuk memiliki rasa peduli kepada saudaranya. Tidak sekedar rasa kasih dan
sayang saja yang Allah titipkan, termasuk rezeki yang ia berikan itu semua
adalah titipan yang kelak akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan.
Jangankan
kepada Allah, Tuhan Semesta Alam. Dalam keseharian saja, jika kita dititipkan
barang tentu akan dipertanyakan barang tersebut oleh pemiliknya, bukan? Apakah
barangnya disimpan dengan baik, dipergunakan untuk kebaikan atau justru sebagai
alat untuk membuat kerusakan? Saat dipertanyakan oleh manusia kita mungkin bisa menjawabnya dengan banyak gaya. Tapi ketika dipertanyakan langsung oleh Allah, sungguhlah kita tak lagi berdaya apalagi banyak gaya.
Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Semuanya akan binasa. Harta yang dimakan akan berakhir menjadi
kotoran. Harta yang disimpan kelak akan menjadi rebutan. Namun, harta yang diberikan
kepada orang-orang yang membutuhkan kelak akan menjadi penolong di hari akhir
kemudian.
Jika demikian adanya, lantas mengapa
kita harus takut berbagi? Sedangkan apa yang kita miliki adalah titipan dan
pemberianNya. Bukan seutuhnya karena kerja keras semata, namun lebih kepada “campur
tangan” Allah yang Maha Kaya. Saat
kita takut untuk memberi, takut untuk berbagi, takut untuk menyalurkan sebagian
apa yang kita miliki. Saat itu pasti kita dalam kondisi lupa bahwa apa yang
kita miliki saat ini semuanya adalah pemberian Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Umar
r.a. berkata,“Amal-amal manusia itu akan saling berbangga diri, hingga sedekah
pun berkata, “Akulah yang paling utama di antara kalian.”
Harta
yang kita banggakan selama ini, sungguhlah itu adalah ujian. Allah Ta’ala uji
dengan harta, apakah kita menjadi orang yang sombong, riya’, kikir atau menjadi
orang yang ikhlas dan ridho untuk berbagi dengan harta yang diberikan? Berapa kali pula Allah
Subhanahu Wa Ta’ala mengulang-ulang ayat demi ayat yang berkaitan dengan harta,
guna mengingatkan bahwa berjihad tidak hanya dengan nyawa tapi juga dengan
harta. Dengannya pula Allah akan berikan Surga sebagai balasannya. MasyaAllah.
Bu Asri, Sosok yang Menginspirasi
Setiap orang berlomba-lomba untuk berbuat
baik kepada sesama. Termasuk berbuat baik dengan memberikan minuman dan makanan
ringan kepada para jamaah selepas salat Jumat. Inilah yang dilakukan
oleh sosok perempuan paruh baya bernama bu Asri bersama kaum ibu di lingkungan tempat tinggalnya daerah Graha Kalimas, Bekasi.
Tak hanya bu Asri saja, bersamanya ada kaum ibu, muslimah Graha Kalimas, grup Olah Raga hingga berbagai komunitas ikut serta mendukung kegiatan sedekah Jumat yang rutin dilaksanakan sejak Januari tahun 2017. Kegiatan yang dilaksanakan setiap Jumat siang ini dilakukan di sekitar halaman Masjid Nurul Iman, Graha Kalimas.
Sejarah dimulainya kegiatan berbagi ini karena timbulnya perasaan iri terhadap bapak penjual bubur kacang hijau. Beliau ini rupanya rajin berbagi bubur dagangannya setiap hari Jumat. Dari situlah akhirnya bu Asri terpancing "Tukang burjo aja bisa, kenapa kita nggak?"
Akhirnya mulailah bu Asri bersama bu Yayuk untuk mengajak ibu-ibu lain, termasuk ibu RW dan DKM untuk mengikuti jejak sang penjual bubur kacang hijau. Mereka juga ingin berbagi setiap Jumat. Setelah dirundingkan, akhirnya dibuatlah menjadi empat grup. Grup pertama dikoordinir oleh ibu Erna selaku PJ untuk sedekah Jumat pekan pertama. Grup kedua dikoordinir oleh ibu Yayuk selalu PJ untuk Jumat pekan kedua. Grup ketiga dikoordinir oleh ibu Ella untuk PJ pada pekan ketiga dan grup keempat dikoordinir oleh ibu haji Prapti untuk PJ pekan keempat.
Dimulai dengan membagikan tim, kemudian diawali dengan sedekah 50 pcs roti dan air mineral pada mulanya. Alhamdulillah kemudian setiap pekannya bertambah jumlah paket yang disediakan. Bahkan dikoordinir lebih rapi dan diatur juga pembagian tugasnya. Semakin kesini Alhamdulillah semakin banyak yang ikut berbagi, paket pun bertambah dari 50 menjadi 150, 250 dan terus bertambah sampai sekarang untuk 500 orang.
Tentunya dibalik suksesnya agenda "Sedekah Rutin Jumat" memang memiliki persiapan yang matang. Hal ini dibuktikan dengan membagikan kelompok. Ada yang bertanggung jawab mengumpulkan dana, memilih, mengadakan dan membagikan menu makanan. Meskipun terlihat mudah, dari balik layar tak sedikit kendala-kendala ditemukan. Namun karena niat ikhlas untuk menggapai ridho Allah akhirnya kendala tersebut bisa terselesaikan dengan baik.
Tak hanya bu Asri saja, bersamanya ada kaum ibu, muslimah Graha Kalimas, grup Olah Raga hingga berbagai komunitas ikut serta mendukung kegiatan sedekah Jumat yang rutin dilaksanakan sejak Januari tahun 2017. Kegiatan yang dilaksanakan setiap Jumat siang ini dilakukan di sekitar halaman Masjid Nurul Iman, Graha Kalimas.
Sejarah dimulainya kegiatan berbagi ini karena timbulnya perasaan iri terhadap bapak penjual bubur kacang hijau. Beliau ini rupanya rajin berbagi bubur dagangannya setiap hari Jumat. Dari situlah akhirnya bu Asri terpancing "Tukang burjo aja bisa, kenapa kita nggak?"
Akhirnya mulailah bu Asri bersama bu Yayuk untuk mengajak ibu-ibu lain, termasuk ibu RW dan DKM untuk mengikuti jejak sang penjual bubur kacang hijau. Mereka juga ingin berbagi setiap Jumat. Setelah dirundingkan, akhirnya dibuatlah menjadi empat grup. Grup pertama dikoordinir oleh ibu Erna selaku PJ untuk sedekah Jumat pekan pertama. Grup kedua dikoordinir oleh ibu Yayuk selalu PJ untuk Jumat pekan kedua. Grup ketiga dikoordinir oleh ibu Ella untuk PJ pada pekan ketiga dan grup keempat dikoordinir oleh ibu haji Prapti untuk PJ pekan keempat.
Dimulai dengan membagikan tim, kemudian diawali dengan sedekah 50 pcs roti dan air mineral pada mulanya. Alhamdulillah kemudian setiap pekannya bertambah jumlah paket yang disediakan. Bahkan dikoordinir lebih rapi dan diatur juga pembagian tugasnya. Semakin kesini Alhamdulillah semakin banyak yang ikut berbagi, paket pun bertambah dari 50 menjadi 150, 250 dan terus bertambah sampai sekarang untuk 500 orang.
Tentunya dibalik suksesnya agenda "Sedekah Rutin Jumat" memang memiliki persiapan yang matang. Hal ini dibuktikan dengan membagikan kelompok. Ada yang bertanggung jawab mengumpulkan dana, memilih, mengadakan dan membagikan menu makanan. Meskipun terlihat mudah, dari balik layar tak sedikit kendala-kendala ditemukan. Namun karena niat ikhlas untuk menggapai ridho Allah akhirnya kendala tersebut bisa terselesaikan dengan baik.
Foto 1: Kegiatan dibalik Layar untuk Berbagi kepada Jamaah Salat Jumat |
Kegiatan
bu Asri dan teman-temannya dilakukan karena semangatnya untuk berbagi dan ingin
membahagiakan orang lain. Berbekal minuman dan makanan ringan yang dibagikan
selepas salat Jumat kepada orang-orang dengan cuma-cuma, mereka merasa bahagia karena diberikan
kesempatan untuk membuat orang lain tersenyum. Sederhana, begitu kata mereka.
Namun, bukan tentang kecil atau besar, bukan soal sederhana atau tidak, namun
ini tentang rasa peduli dan semangat untuk berbagi merupakan hal yang harus ditanamkan
dalam hati.
"Didalam harta yang kita punya, sebagian adalah hak milik orang lain yang kurang mampu. Untuk itulah kita berbagi dengan orang lain. Dan salah satu harta yang sesungguhnya kita miliki ialah harta yang kita sedekahkan di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Berbagi itu kepada siapa saja. Bukan hanya kepada orang miskin kita berbagi, karena orang yang mampu pun bila diberi sesuatu ia juga akan merasa bahagia. Dengan berbagi, kita merasa lebih bersyukur. Bukan berarti harus menunggu kaya harta baru bisa berbagi. Berbagi itu menyenangkan. Berbagi menambah saudara. Berbagi memberi kebahagiaan. Dan itu semua kita berusaha berikan yang terbaik dengan ikhlas dan sabar." Begitu makna berbagi menurut bu Asri, sosok inspiratif yang menjadi salah satu berjalannya kegiatan Sedekah Jumat Ibu-ibu Graha Kalimas.
Kegiatan positif ini sangat bermanfaat tentunya, bukan hanya bagi yang menerima tapi juga bagi yang memberi. Menurut bu Asri manfaat yang dirasakan dengan berbagi adalah kita menjadi lebih bersyukur terhadap rezeki dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala."
Masya Allah. Indah sekali, ya?
Foto 2: Kegiatan Berbagi Makanan dan Minuman Selepas Salat Jumat untuk Para Jamaah |
Saya berbagi, saya bahagia. Itulah yang seharusnya ditanamkan dalam jiwa agar tidak takut untuk memberi apa yang dimiliki. Seandainya semua orang menyadari bahwa berbagi kepada yang membutuhkan bukan hanya tindakan terpuji namun juga sikap muslim sejati. Maka sudah pasti semua orang berlomba-lomba untuk menyedekahkan hartanya kepada mereka yang membutuhkan.
Ditambah lagi berkembangnya internet saat ini
membuat segalanya menjadi simple. Bahkan untuk berdonasi pun bisa dilakukan tanpa perlu repot-repot harus ke luar rumah.
Cukup dari balik layar smartphone, kita sudah bisa memberikan donasi melalui lembaga
terpercaya yang berkhidmat untuk membantu memberdayakan kaum dhuafa seperti Dompet Dhuafa. Bersama Dompet Dhuafa, kita bisa berpartisipasi untuk mendukung berbagai program kemanusiaan. Dan yang paling penting, kita bisa menyalurkan donasi secara online.
Bagaimana caranya berdonasi di Dompet Dhuafa?
Berikut
adalah 3 langkah mudah untuk berdonasi di Dompet Dhuafa:
Foto 3: Cara Mudah untuk Berdonasi Online di Dompet Dhuafa |
Alhamdulillah di era digital ini segalanya semakin memudahkan juga memanjakan. Termasuk kemudahan berdonasi sangat dirasakan oleh para donatur yang ingin memberikan zakat, infaq/sedekah, wakaf dan donasi untuk kemanusiaan melalui Dompet Dhuafa. Hanya dengan 3 langkah mudah di atas, kita bisa berjihad dengan harta karena akan diberikan kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Cukup klik
donasi.dompetdhuafa.org, lalu isi data “Pilihan Donasi” dan “Profil Donatur”. Pilih metode pembayaran, lalu cek kembali “Ringkasan Donasi”. Tinggal klik tombol “Bayar
Sekarang!”. Kita semua bisa berdonasi tanpa ribet.
Foto 4: Berbagai Menu di Website Dompet Dhuafa |
Selain kanal donasi online, Dompet Dhuafa juga memiliki banyak pilihan layanan untuk menyalurkan donasi. Bisa melalui transfer bank, counter, care visit (meninjau langsung lokasi program), tanya jawab zakat, edukasi zakat dan laporan Donasi. Sifatnya yang transparan, jelas dan mudah membuat siapapun nyaman dan percaya untuk memberikan donasi melalui Dompet Dhuafa.
Layanan donaturnya juga berbagai macam. Mulai dari registrasi donatur, konfirmasi ZISWAF, rekening ZISWAF, konsultasi ZISWAF, kolkulator zakat, konfirmasi kurban hingga jemput zakat. Layanan yang bervariasi dan memberikan akses kemudahan tentu adalah hal yang dicari oleh donatur masa kini. Belum lagi program yang disediakan oleh Dompet Dhuafa pun beraneka ragam. Mulai dari Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Pengembangan Sosial dan Advokasi pun tersedia.
Foto 5: Aneka Program dari Dompet Dhuafa |
Jika ada teman-teman yang ingin mengunjungi kantor Dompet Dhuafa secara langsung, baik untuk bertanya atau pun selainnya. Silahkan kunjungi kantor Dompet Dhuafa yang beralamat di Jl. Warung Jati Barat No.14, Jakarta Selatan 12540. Atau bisa juga menghubungi via telepon ke +62 21 7821292 atau fax +62 21 7821333.
Tapi jika ingin terhubung melalui akun sosial media Dompet Dhuafa bisa langsung follow Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube.
Nah, sekarang gimana sahabat?
Masih takut untuk berbagi? Atau semakin semangat untuk memberi?
--------------------------------------------------------------------------------------------------
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Sumber:
1) Dompet Dhuafa [https://www.dompetdhuafa.org/]
2) Ahmad, 'Abduh 'Iwadh. 2008. Mutiara Hadis Qudsi Jalan Menuju Kemuliaan dan Kesucian Hati. Bandung: Mizan.
0 comments