Surat untuk Kamu yang Saat Ini Cemas




Thor mau ngebahas tentang Copid alias Covid-19, yang makin hari makin buat orang bergidik. Jujur, siapa sih yang ngga takut sama si copid ini? Semenjak doi hadir ke muka bumi, berita-berita menakutkan ada aja yang diterima.

Dari mulai memakan korban jiwa, harus isolasi diri, yang kerja harus di rumah, ibadah juga harus dirumah, sekolah juga di rumah, yang mau pergi ke tanah suci ditunda dulu, perkembangan ekonomi juga berasa terjun bebas, belum lagi efek-efek yang ada. Bahkan Negara maju seperti Italia, sudah memakan korban ribuan jiwa karena virus ini.

Ya Allah…

Gelisah sebenarnya. Iya ngga sih? Author sih gtu.

Tapi kalau dipikirin kok, kaya bikin mental down gitu. Padahal, hal yang harus diperhatikan selain kesehatan fisik saat ini adalah kesehatan mental. Iya, mental, jiwa, pikiran, semuanya harus dijaga saat ini. Percuma kan rajin cuci tangan, make masker, ngga kemana-mana. Tapi kalau pikirannya tertekan, jiwanya cemas berlebihan, bisa-bisa justru bikin penyakit sendiri.

Padahal, setiap sesuatu itu sudah ada garis takdirnya. Kaya daun yang jatuh, angin yang berhembus, burung yang terbang, ikan yang berenang, semua udah diatur sedemikian rupa sama Allah. Artinya, kehadiran si covid ini juga atas ketentuan Allah. Kitanya aja yang kurang peka untuk mengambil hikmahnya.

Kalau mau ambil sisi negative dari kehadiran si covid ini emang banyak. Tapi itu kan atas pemikiran kita sebagai makhluk aja, padahal pemikiran kita itu terbatas, ilmu kita juga ngga seberapa.

Coba kita renungkan, boleh jadi “si tamu” ini jadi bagian yang diperintah sama Allah untuk menyampaikan suatu hal.

Boleh jadi, kemarin sebelum datangnya copid, pergaulan itu terlalu bebas antara laki-laki dan perempuan. Sampai-sampai yang diharamkan pun tetap dilakukan. Boleh jadi, kemarin sebelum copid datang, kita terlalu diperbudak dunia dan hawa nafsu. Haus akan jabatan. Haus akan popularitas. Haus akan  penilaian manusia. Segalanya ingin diraih. Sampai lupa hakikat diciptakannya kita hidup ke dunia ini, yaitu untuk ibadah. 

Boleh jadi, para pekerja terlalu nyaman dan asik sendiri dengan tuntutan mereka di luar, sampai-sampai lupa dengan keluarga di rumah. Kehidupan di dalam rumah kering tanpa sapa dan suara ramah bercakap-cakap antar anggota. Boleh jadi, para orang tua terlalu memberikan kepercayaan pada guru-guru di sekolah, sampai lupa bahwa kewajiban orang tua bukan hanya menyekolahkan, tapi juga mendidik karakter dan moral anak-anaknya dari diri mereka.

Boleh jadi, kita terlalu asik mengejar segalanya. Sampai lupa bahwa dunia ini cuma tempat transit woy, yang sewaktu-waktu kalau kendaraannya udah ada dan jemput, artinya selesai sudah urusan kamu di dunia ini.

Mungkin juga kita terlalu sombong, menganggap hal-hal kecil tidak akan ada yang bisa menghancurkan. Eh tau-taunya yang dateng ini kecil banget, tapi bisa meluluh lantakan manusia-manusia yang besar sekalipun.

Sekarang, kita ngga boleh nyerah ya. Kita ini makhluknya Allah. Si copid juga makhluknya Allah. Sama-sama makhluk Allah, kenapa kita harus takut?

Kalau takut, kita salah. Karena yang berhak ditakuti hanya Allah. Allah yang membuat ketentuan seperti ini, Allah yang menghadirkan, nanti Allah juga yang akan memberikan ketentuan kapan wabah ini berpulang.

Sekarang, kita minta aja ya sama Allah. Semoga wabah ini segera berakhir. Sehingga ngga lagi ada kabar duka cita atau berita-berita pilu lainnya.

Adapun dibalik musibah ini, pasti ada hikmahnya. 
Apa yang Allah gariskan, pasti ada maksudnya.

Tinggal kita berlapang dada dan ridho sama semua ketentuan Allah ya.

Saya bicara ini bukan karena sok kuat dan ngga cemas. Justru saya cemas dan saya tahu kamu juga cemas. Eh. Tapi kan, kembali lagi ke atas. Kita sama-sama makhluk Allah. Kita minta aja sama Allah, semoga semua ini segera selesai. Karena kita ingin menyambut bulan Ramadhan yang penuh suka cita, tanpa rasa takut, cemas dan sedih.

Biarlah, sekarang kita #dirumahaja. Anteng-anteng jadi warga yang diatur sama pemerintah. InsyaAllah ini baik untuk kita semua.

Sebelum ditutup, Yuk kita berdoa bersama dalam hati masing-masing dan Alfatihah juga, semoga segalanya bisa kembali seperti semula, si copid bisa pulang dan pamit dari bumi ini, sehingga kita bisa melanjutkan kehidupan dan menatanya lebih baik lagi. 

Jarak antara kita dengan Allah adalah doa. Maka doalah sebanyak-banyak. Berdoalah dengan segala kerendahan hati dan jiwa, semoga harapan kita agar dunia ini untuk bangkit kembali bisa terwujud. Aaamiin.

Sudah ya jangan cemas, kita bersama menghadapi semua ini. 
Laa takhaf waa laa tahzan, Innallaha ma'ana. Trust it!

0 comments

Promo Gajian Januari 2019