Untuk melihat sisi lain dari diri Anda, jangan
terlalu sibuk melihat penekanan. Jangan fokus pada rasa kecewa. Jangan sibuk
dengan mengoreksi apa yang mengeruhkan keadaan. karena semua akan menjadi tak
baik dan tak sehat untuk diri Anda. Jangan keliru mencari kebahagiaan yang tak nampak,
sedangkan kebahagiaan dan ketentraman yang dimiliki saat ini lebih berharga,
meski sering kali tak nampak dan tak disadari.
Hasrat untuk mencapai sesuatu yang sangat jauh
adalah parasit. Sedangkan sesuatu yang dekat tidak nampak dan seakan tidak
menarik untuk dicapai. Mengapa harus fokus kepada hal-hal yang jauh dari
pandangan, jika yang dekat di pelupuk mata justru begitu berharga.
Merasa tidak baik, terutama menekan kepada diri
sendiri adalah bentuk kejahatan pribadi. Ketidak adilan atas apa yang diri
telah perjuangkan. Tidak menghargai jerih payah, waktu, tenaga, pikiran dan
segala kemampuan yang telah diri lakukan. Itu jahat, karena jalan untuk merampas
kebahagiaan. Beringas tapi disikapi dengan tenang.
Jangan memulai untuk mencari, tapi mulailah
untuk menemukan. Kebahagiaan itu dekat dengan urat nadimu, mengapa harus
mencarinya ke ujung dunia atau kepada rumput tetangga?
Semakin mencari, semakin kabur dan tak nampak. Kamu
akan tidak sadar pada tahap krisis kesehatan mental. Semakin tidak kenal akan
jati diri dan yang hati inginkan. Jangan berusaha untuk mencari arti dan teori
tentang segala sesuatu, karena itu tidak berarti untuk dirimu. Tidak ada
kebahagiaan yang dicari, tapi kebahagiaan ada karena diciptakan. Jangan menunggu datang, tapi mulailah untuk mewujudkannya.
Bersikap acuh terhadap suatu kondisi mungkin
terkesan tidak wajar bagi sebagian orang, tapi untuk sebagian yang lain itu
adalah proses untuk menutup segala hal yang sulit diungkapkan. Sesekali tidak
mendengarkan nasihat dari suara lain, mungkin akan sedikit membuatmu lebih
waras. Lebih hidup dan lebih bahagia.
Sakit atas kesalahan dan kekecewaan akan
menjadi lecutan untuk menemukan titik penting dari sebuah hubungan. Komunikasi yang
sehat, waktu yang diluangkan, saling memahami adalah bentuk dari menghargai arti
ikatan itu sendiri.
Pernah keliru bukan berarti kejahatan besar. Bukankah
manusia memang tempatnya keliru, salah dan lupa? Namun manusia yang baik adalah
ia yang mengambil hikmah dari kekeliruan, kesalahan, air mata dan luka yang
basah. Meski ia sendiri yang berulah.
Mengapa sering kali kita fokus pada kejadian negatif,
sedangkan banyak hal-hal positif yang melingkar di sisi kita?
Menjadikan emosi sebagai kiblat untuk
menyelesaikan masalah adalah melahirkan masalah baru. Lega sesaat, tapi
menyesal tak berakhir. Sesak di awal, namun sangat menyakitkan tanpa batas. Berbekas
namun tak nampak wujudnya.
Kesedihan bisa diluapkan dengan jalan terbaik,
demi menjaga kesehatan hati, mental dan fikiran agar tetap lurus menjadi
manusia andalan.
Belajar bijak dalam menghargai
suatu perbedaan akan melahirkan suatu keputusan. Namun, itu adalah suatu kebenaran. Memang akan sedikit membuat gusar,
tapi akan melahirkan sebuah ketenangan. Percayalah, bahagiamu dimulai dari
mencintai dirimu dan segala hal yang berputar di sekelilingmu.
0 comments