Cerita dari Hutan, Bukan Cerita Biasa

 

Sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu. (Alhadist)

 

Perintah untuk menyayangi, tidak hanya berlaku manusia ke sesama manusia saja. Namun juga berlaku bagi manusia kepada makhluk lainnya.  Sebab di atas bumi ini, bukan hanya kita yang hidup, tapi Tuhan juga menciptakan makhluk lain yang tinggal di dalamnya.  Yang juga harus kita sayangi dan kita jaga kehidupannya.

Contoh makhluk-makhluk yang kita harus sayangi adalah mereka yang tinggal di dalam hutan. Dari hutanlah kita bisa temukan betapa besar jasanya. Dari hutan kita akan menyadari disanalah tempat tinggal flora dan fauna, muasalnya air dan udara yang masih jernih, bahkan dari sana juga menghasilkan keanekaragaman pangan dan obat-obatan yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia, penghimpun karbon bahkan yang terpenting sebagai pelestari tanah untuk bumi ini. Tempat kita berpijak. Tempat kita tinggal sekarang. 

 


Hanya karena hutan tidak berbicara selayaknya manusia, bukan berarti hutan tidak menyampaikan apa yang dirasakannya. Hutan memiliki caranya sendiri untuk menggambarkan kondisinya. Ketika suasana hutan sejuk, maka flora dan fauna di dalamnya pun ikut bersuka cita. Seperti kicaunya burung-burung, rimbunnya pepohonan, angin yang sejuk, dan bunga-bunga yang indah bermekaran. Pun sebaliknya, jika kondisi hutan rusak, maka flora dan fauna di dalamnya pun akan merasakan dampaknya, kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan untuk mereka pun hilang.

 


Sayangnya, kerusakan hutan tidak hanya diakibatkan oleh fenomena alam saja, tapi juga disebabkan oleh tindakan yang tidak bertanggungjawab oleh sekelompok oknum. Seperti, hutan yang rindang kemudian menjadi gersang karena kebakaran hutan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Setelahnya, melahirkan banyak dampak negatif. Lalu cepat atau lambat spesies flora dan fauna yang berada di dalam hutan pun cepat punah jika tak segera diatasi. Belum lagi rusaknya hutan akan berpengaruh terhadap kehidupan manusia, yang jika tidak segera diselesaikan maka akan melahirkan masalah-masalah baru. Seperti kehilangan sumber pangan, erosi dan banjir yang bisa merusak pemukiman penduduk, dan bila terjadi kebakaran hutan maka akan mempengaruhi kualitas udara yang mana akan berdampak terhadap kesehatan manusia sendiri.   

 


Sebagai paru-paru dunia, sudah selayaknya kita sebagai manusia turun tangan untuk melestarikan hutan. Hal tersebut sebagai bukti cinta kita kepada alam, kepada makhluk Tuhan lainnya yang juga tinggal di atas bumi ini.  Salah satu pembuktian dengan melestarikan hutan lewat adopsi hutan yang bisa kita lakukan.

 


Bicara tentang adopsi hutan tentu tidak jauh beda selayaknya adopsi manusia, ada yang harus dijaga keberadaannya. Perlu diperhatikan. Perlu dipertahankan. Perlu dirawat. Perlu dikontrol dan diawasi oleh orang-orang di sekitarnya. Ya, tidak jauh beda jika mengadopsi anak yang mana harus dirawat, diperhatikan dan dijaga. Begitupun dengan yang hutan kita, hutan Indonesia. 

Lalu, bagaimana cara melestarikan hutan dengan adopsi hutan?

Yaitu dengan melakukan gerakan gotong royong terhadap hutan-hutan yang masih ada di Indonesia. Mulai dari menjaga habitat dan spesies flora juga fauna yang ada di sana. Selain itu keanekaragaman yang ada di dalam hutan, seperti sumber pangan dan berbagai jenis tanaman yang bisa dijadikan obat-obatan pun perlu dilestarikan keberadaannya.


Dengan adopsi hutan, maka setiap orang yang terlibat bisa langsung merasakan hubungan timbal balik yang sesuai. Bila yang manusia lakukan adalah melestarikan dan menyayangi segala yang ada di bumi, terutama hutan, maka hutan pun akan memberikan timbal balik sebagai balasan atas rasa diperhatikannya oleh manusia.  



Bahkan saking pentingnya keberadaan hutan, maka setiap tanggal  7 Agustus diperingati sebagai Hari Hutan Indonesia. Agar setiap orang bisa menyadari bahwa hutan memiliki peran penting untuk keberlangsungan hidup manusia sendiri. Oleh sebab itu, sebagai balasan atas kebaikan hutan sepatutnya kita harus perhatikan dan ingat Hari Hutan itu sendiri.

 


Berikut  5 langkah yang bisa dilakukan untuk melestarikan hutan lewat adopsi hutan secara digital:

1. Membuat konten yang membahas tentang hutan dan cara mengadopsi hutan yang bisa dilakukan oleh setiap orang, kapanpun dan dimanapun

2. Berpartisipasi dalam campaign Hari Hutan Indonesia di https://kitabisa.com/campaign/harihutanid

3. Aktif dalam komunitas-komunitas pencinta hutan

4. Menjual bibit tanaman secara daring

5. Menyebar luaskan informasi yang persuasif agar masyarakat tertarik untuk berperan dalam adopsi hutan

Nah, dengan partisipasi kita untuk gotong royong melestarikan hutan lewat adopsi hutan, semoga bisa melahirkan banyak manfaat untuk semua makhluk yang tinggal di dalamnya. Namun yang terpenting, cerita dari hutan bukanlah cerita biasa. Dan semua itu harus dimulai dengan peran kita di dalamnya.

Yuk, jadi satu dari jutaan orang yang ikut gotong royong melestarikan hutan dengan adopsi hutan. Semoga dengan kamu menyayangi hutan, bumi dan isinya. Maka yang dilangitpun akan menyayangimu. 

0 comments

Promo Gajian Januari 2019