“Belum siap mulu.. kapan siapnya?"
Hidup itu banyak godaan, banyak
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi kalau kitanya ngga bisa bentengin
diri. Dari pada ngelakuin hal yang ngga berguna buat akhirat mending banyakin
taubat.
Sekarang ini cobaan bertubi-tubi. Demi
amal kita yang cuma sedikit, mending kita perbanyak mendekatkan diri
kepada Allah dengan banyakin baca kalimat ini. Subhanallah
walhamdulillah walaa ilaaha illallah. Itu salah satunya. Zikir yang kalau rutin dilakuin, InsyaAllah akan
jadi pemberat timbangan amal sholeh.
Hati manusia mudah terbolak-balik. Pagi seakan
merasa beriman, tapi siapa yang bisa menjamin malamnya bermaksiat? Ngga ada
jaminan. Maka karena hati mudah bolak-balik, minta sama yang ngendaliin hati
untuk ngegenggamnya. Mohon agar hati selalu dijaga apapun situasinya.
Kita berharap bukan jadi manusia yang lalai,
tapi pada kenyataannya? Hati masih saja disibukkan dengan urusan dunia. Bahkan dari
24 jam waktu yang ada di setiap harinya, berapa banyak zikir yang sudah kita
lantunkan? Berapa banyak waktu yang kita luangkan untuk muhasabah dan
maksimalkan untuk ibadah?
Tiap waktunya, tujuh lapis langit dan bumi
beserta isinya semua memuji dan mengagungkan asma Allah. Hanya kita saja manusia
yang tidak mengerti bagaimana cara mereka semua bertasbih. Kita hanya memandang
sebatas penglihatan kita sebagai manusia saja, tanpa kita mengetahui yang sebenarnya.
Seharusnya kita menyadari setiap saat mereka yang hidup di langit dan di bumi
berzikir dan bertasbih kepada Allah SWT.
“Belum siap mulu… Kapan siapnya?”
Hari ini mungkin yang terbersit adalah akhirat
hanya cerita. Tapi nanti, dunia hanya tinggal cerita dan kenangan. Tapi akhirat
sungguh nyata dan abadi.
Hari ini kita saksikan, dunia semakin menua. Perjalanan
panjang ini kelak akan menemui akhirnya. Maka tidak ada pilihan lain untuk
menyiapkan bekal. Tidak ada pilihan lain untuk mengatakan harus siap, karena
siap atau tidak semua pasti akan terjadi.
Ketakutan tidak lantas meluluhlantakan semangat
kita dalam meraih rahmat dan ampunanNya. Biarlah kita saksikan hari ini
pintu-pintu ruko, toko, swalayan dan tempat-tempat besar tertutup. Tapi satu
hal yang harus kita ingat, di saat semua pintu tertutup, tapi pintu taubat
selalu terbuka. Allah selalu menunggu hamba-hambaNya untuk kembali bertaubat
kepadaNya.
Gimana ngga baiknya Allah sama kita? Udah sering
disakitin, dikhianatin, diabaikan, tapi masih saja terus mengirimkan cinta dan
karuniaNya yang tak terhingga untuk kita. Ngga pernah putus. Ngga pernah
berhenti.
Udah punya Tuhan, Pencipta, Pemilik Kerajaan
yang baik banget. Masih aja berani nyakitin? Semoga ngga ya..
Nih gimana ngga baik coba?
Kita baru niat berbuak baik tapi belum bisa
ngelakuin, maka ditulis 1 kebaikan.
Sedangkan, jika berniat baik dan bisa melakukannya maka dibalas 10-700
ganda atau lipatan yang tidak bisa dikira.
Nah kalo niat kejahatan, maka dapat pahala jika
tidak dikerjakan. Tapi jika dikerjakan baru dapat dosa.
Tuh, udah punya Tuhan yang begitu baik, jangan
disakitin.
Ganjaran dari meninggalkan sesuatu karena
Allah, pasti akan Allah gantikan dengan sesuatu yang lebih baik. PASTI!
Semisal, sistah meninggalkan doi (yang ngga halal) karena Allah. Murni titik karena Allah. Yakin aja, pasti nanti akan Allah ganti dengan yang lebih baik. PASTI!
Tapi akan salah, jika kita menagih janji Allah
dengan apa yang kita inginkan. Sehingga kita berani mengatur, padahal kewajiban
kita adalah beriman dan meyakini saja. Janji Allah adalah benar, maka
berimanlah sebaik-baiknya..
Iblis itu wujudnya ngga nyata, tapi sombongnya
luar biasa. Manusia itu wujudnya nyata, tapi sombongnya sering ngga kerasa.
Pada akhirnya, jangan kita sibuk merapikan diri
orang lain. Tapi sibuklah dengan merapikan diri sendiri. Benerin hati sendiri.
Karena dakwah itu sebenarnya adalah untuk diri sendiri. Orang lain udah bener,
tinggal kita benerin diri kita sendiri. Sering cek dan ricek hati sendiri. Apa cukup
merasa bersih atau masih penuh kotoran.
Pada hakikatnya kita adalah budak yang sedang
mengabdi pada tuannya. Sayangnya, kita sering lupa CCTV Allah tidak pernah
berhenti memantau segala gerak gerik kita. Kita tengah dipantau oleh tuan kita,
oleh Pencipta kita, Rabbul alamin.
Kita ini lemah dan ngga berdaya, makanya kalau
jauh dari Allah makin lemah saja kita ini. Menghamba kepada Illah, mengharapkan
belas kasih kepada tuannya. Siapalah kita jika bukan tanpaNya. Bahkan segala
kebetulan pun tentu atas izinNya.
Mari kiblatkan hati kepada satu, Allah, Rabbul
alamin…
0 comments